Senin, 23 April 2018

Wanita, Pendidikan, dan Buku


(sumber poto: instagram senyumsyukur)

Seberapa penting pendidikan untuk wanita?  Setiap orang pasti memiliki pendapat tentang ini. Hari ini saya memakai kata wanita karena ternyata dalam pelajaran bahasa Indonesia kata "wanita" lebih tinggi kedudukannya dibanding kata "perempuan" atau istilahnya disebut ameliorasi. Dalam KBBI diterangkan bahwa ameliorasi berarati peningkatan nilai makna dari kata biasa atau buruk menjadi baik.
Jika istilah "perempuan jalang" bermakna buruk artinya "wanita tuna susila" baik? Artinya sama, tetapi penghalusan kata membuat artinya seakan berbeda.
Sungguh, bahasa itu amat sangat luas dan tidak sesederhana mengatakan fiksi terhadap kitab suci. Saking luasnya bahasa juga bisa menjerumuskan manusia pada keburukan. Kalau istilah Sunda "hade goreng ku basa" , atau ada juga istilah lisan lebih tajam daripada pedang. "Bahasa" itu sangat mudah diucapkan, tetapi juga sangat berbahaya jika tanpa kontrol dan tidak diterima banyak pihak. Itulah mengapa banyak juga kasus-kasus yang terjadi di negeri kita ini yang "mengatasnamakan pelecehan" sebagai alat untuk menjebloskan orang ke penjara. Sayangnya juga, tanpa disadari banyak kasus yang terjadi itu justru diteriaki dan dicaci mungkin oleh saya sendiri dan warganet lainnya. Saya yakin ini tidak lepas dari kemampuan baca seseorang dalam menyimak dan berpikir kritis. Baru-baru ini saya baca disebuah situs terpercaya (republika) tentang rendahnya minat baca Indonesia. Berdasarkan data Programme for International Student Assessment (PISA), Indonesia berada di peringkat 64 dari 72 negara yang rutin membaca.
Artinya jelas bangsa kita masih sangat rendah dalam minat baca.
Terlepas dari tulisan di atas, mari kita lihat peran wanita. Wanita adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Jadi setujukah wanita itu berpendidikan? Masalah akan berlanjut ketika banyak laki-laki yang takut dan merasa tersaingi jika wanita tersebut lebih berpendidikan. Padahal menurut saya sebab itu terlalu mengada-ada. Mungkin saja, lelaki takut tersaingi atau mungkin lelaki akan memilih wanita yang cantik. Tentang itu, saya kurang paham. Karena pikiran laki-laki mungkin berbeda. Saya jadi ingat statusnya Tere Liye yang kurang lebih mengatakan "kenapa laki-laki lebih banyak memilih wanita cantik daripada yang baik, karena di dunia ini laki-laki bodoh lebih banyak daripada laki-laki buta". Saya kurang paham maksudnya, tetapi mungkin kalian yang baca ini lebih paham.
Tetapi yang jelas wanita berpendidikan bukan hanya dari tingkat sekolahnya, melainkan dari bagaimana ia terus mau belajar.
Wanita yang berpendidikan menyadari bahwa hidupnya adalah belajar, sama halnya dengan laki-laki. Bukankah dalam hadits juga dikatakan "tholabul ilmi faridotun ala kulli muslimin walmuslimat" artinya menuntut ilmu itu diwajibkan bagi semua muslim dan muslimah. Bukan muslim (lelaki islam) atau muslimah (wanita muslimah) saja, tetapi keduanya disebutkan secara beriringan, muslim dan muslimah.
Ketika Hari Kartini kemarin, saya lihat banyak beranda media sosial yang mengangkat tema Kartini ini sebagai ajang untuk menyampaikan bahwa wanita harus berpendidikan tinggi. Para warganet itu terinspirasi dari kata-kata Dian Sastro Wardoyo yang menyebutkan bahwa wanita wajib berpendidikan tinggi meskipun jadi Ibu Rumah Tangga.
Sayangnya, hal itu bisa menjadi kelemahan bagi calon Ibu-Ibu yang tidak memiliki biaya untuk melanjutkan pendidikan ke yang lebih tinggi, seakan mereka diposisi yang rendah. Padahal menurut saya, kata pendidikan yang tinggi adalah mampu belajar sepanjang hayat. Entah sengaja atau tidak, di bulan April ini, Hari Kartini tanggal 21 April didekatkan dengan hari Buku Sedunia tanggal 23 April. Seakan menjadi sebuah kode, agar wanita tidak lupa untuk tetap menambah pengetahuan walau bukan dari pendidikan formal. Setiap rumah bisa menjadi sekolah, dan setiap orang bisa menjadi guru (Ki Hajar Dewantara).
Jadi, jangan berkecil hati wahai Ibu-Ibu dan calon Ibu-Ibu. Hidup ini tentang mengisi waktu yang berharga. Semoga kita semua bisa terus belajar tanpa jemu dari manapun itu, dan sebaik-baik teman duduk adalah buku, ia tidak pernah berbohong, menggunjing orang, ataupun mengadu domba. Mungkin juga kita harus bijak memilih buku bacaan. Selamat hari buku sedunia~

0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html